Pengertian doping adalah penggunaan zat-zat yang menghasilkan efek untuk meningkatkan performa. Zat-zat yang termasuk doping umumnya dikelompokkan ke dalam tujuh golongan yaitu stimulan, narkotik analgetik, anabolik androgenik, anabolik nonsteroid, penghalang beta, diuretik, dan hormon peptida dengan masing-masing efek yang berbeda.
Doping Dalam Dunia Olah Raga
Hingga abad ke-19, praktik doping dalam dunia olahraga belumlah dilarang. Namun ketika pembalap sepeda asal Denmark dan Inggris, Knud Jensen dan Tom Simpson, tewas akibat doping amfetamin, akhirnya didirikan International Olympic Committee Medical Commission guna mengawasi penyalahgunaan zat terlarang dalam pertandingan. Doping pun mulai dipandang sebagai “dosa besar” dalam dunia kompetisi olahraga.
Sosialisasi dan pemberian sanksi tegas bagi pengguna menjadi fokus penerapan regulasi anti-doping di kalangan atlet. Sosialisasi mengenai pencegahan penggunaan doping sudah diberikan secara jelas oleh beberapa pelatih, serta diberikan buku panduan yang berisi berbagai zat dan obat-obatan yang perlu dihindari.
Akan tetapi, terkadang beberapa obat-obatan yang sering dikonsumsi pun dapat mengandung zat doping, seperti parasetamol dengan merek dagang tertentu. Dengan demikian, sangat memungkinkan bagi atlet untuk mengkonsumsi doping tanpa sengaja karena unsur kebiasaan atau ketidaktahuan.
Dalam setiap kompetisi, pemeriksaan terhadap penggunaan doping di kalangan para atlet dilakukan pada pemenang pertama, kedua, ketiga, dan ditambah satu orang atlet yang diambil secara acak serta atlet yang dicurigai menggunakan doping.
Para atlet diharuskan untuk melapor kepada tim doping pertandingan tersebut selambat-lambatnya satu jam setelah pertandingan berakhir. Apabila atlet tidak melaporkan hal tersebut akibatnya didiskualifikasi. Jika atlet terbukti menggunakan doping, atlet tersebut akan diberikan hukuman berupa denda uang atau diskors (tidak dapat mengikuti pertandingan) selama beberapa waktu tertentu.
Sejatinya doping mampu meningkatkan performa tubuh secara drastis dalam waktu singkat, namun memiliki efek samping bagi penggunanya. Mengingat efeknya yang begitu berbahaya, praktik doping oleh atlet sangat tidak disarankan.
Misalnya, meskipun steroid anabolik dapat meningkatkan massa otot, penggunaan dalam dosis tinggi dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, seperti infertilitas, perbesaran kelenjar prostat pria, kebotakan pada wanita, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan pertumbuhan perkembangan pada remaja, serta perilaku agresif.
Sumber: Doping Dalam Kalangan Atlet Olahraga